Halaman

Selasa, 25 Desember 2012

AIR MATA RASULULLAH


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.
Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin... Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu diakhirat.

CINTA

Ah, Cinta…

Saya selalu terpana dengan cinta. Membuat pikiran ini dengan susah payah membayangkan seorang Abu Bakar yang tiba-tiba berlari kesana kemari, kadang ke depan, ke samping, lantas tiba-tiba ke belakang rasulullah. Saat itu mereka sedang dalam perjalanan hijrah menuju Madinah. Di belakang, orang-orang kafir Quraisy mengejar, bermaksud membunuh Muhammad SAW. Tentu saja sang nabi terheran-heran. Beliau pun bertanya dan dijawab oleh Abu Bakar, bahwa ketika ia melihat musuh ada di belakang, maka Abu Bakar berlari ke belakang. Jika musuh di depan, Abu Bakar lari ke depan, dan seterusnya. Abu Bakar siap menjadi tameng buat rasulullah. Agar jika ada musuh menyerang, ia lah yang lebih dulu menerimanya.
Itulah cinta. Sama seperti ketika mereka akhirnya kecapekan dan menemukan sebuah gua. Abu Bakar melarang Rasul masuk sebelum ia membersihkan terlebih dulu. Saat membersihkan, Abu Bakar melihat 3 buah lubang. Satu lubang ia tutup dengan sobekan kain bajunya, lalu yang dua ia tutup dengan ibu jari kakinya. Rasul pun tidur di pangkuan Abu Bakar. Pada saat itulah, Abu Bakar merasakan kesakitan yang luar biasa. Ia digigit ular. Namun ia tidak mau membangunkan Rasul dan terus menahan sakit hingga air matanya menetes. Tetesan itu menimpa rasul dan terbangunlah beliau. Berkat mukzizat Rasul, sakit itu pun berhasil disembuhkan. (Sumber, ‘Berkas-berkas Cahaya Kenabian’, Ahmad Muhammad Assyaf).


Menggapai Cinta Positif

Cinta positif adalah cinta yang frame-nya adalah cinta karena Allah. Cinta kepada Allah sebagai cinta yang hakiki, sedang cinta kepada selain Allah dilaksanakan dalam rangka ketaatan kepada Allah. Jika diatas disebutkan bahwa kata kuncinya adalah ‘kendali hati’, maka jelas, untuk menggapai cinta positif, hati harus pertama kali ditundukan. Jika hati telah ditundukkan maka akan bisa kita kendalikan. Jika hati terkendali, yakin deh, seluruh jasad dan akal kita pun mampu selaras dengan sang panglimanya tersebut. 


Bahasa Pena?

Jika cinta adalah energi, maka yang terlahir dari cinta adalah produktivitas. Pena hanya salah satu dari banyak pilihan, tergantung pada potensi masing-masing. Saya memilih pena karena profesi saya adalah seorang penulis. Karena bingkai kecintaan itu adalah cinta kepada Allah, maka saya akan menjadikan tarian pena saya sebagai ekspresi kecintaan kepada Allah. Serupa tapi tak sama akan dialami oleh teman-teman yang mahir dibidang lain, memasak, memprogram komputer dan sebagainya. Bukti cinta itu adalah produktivitas. So, jika kita tidak produktif, berarti tidak ada energi yang menggerakan, yang ujung-ujungnya, kamu tidak punya cinta. Kasiaaan deh Luuu.
Ada apa dengan cinta? Jawabnya : ada energi. Muaranya, produktivitas, optimalisasi potensi. Tentu saja yang kita usahakan adalah cinta positif, sehingga produktivitas yang tercetak adalah produktivitas yang positif pula.

Solo, 18 November 2002
Penulis adalah aktivis Forum Lingkar Pena dan Redaktur Majalah Pengembangan Pribadi Remaja Muslim KARIMA


BOSAN HIDUP!!

Bosan Hidup
Seorang pria mendatangi Sang Master, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati."
Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit."
"Tidak Master, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati."
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Master meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan."
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.
Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku." demikian sang Master.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup." pria itu menolak tawaran sang guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?"
"Ya, memang saya sudah bosan hidup."
"Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang."
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Master yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh Master edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Begitu rileks, begitu santai!
Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau.
Suasananya santai banget!
Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, "Sayang, aku mencintaimu."
Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.
Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Sang istripun merasa aneh sekali Selama ini, mungkin aku salah. "Maafkan aku, sayang."
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda.
Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.
Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu."
Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pi, maafkan kami semua. Selama ini, Papi selalu stres karena perilaku kami."
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
Ia mendatangi sang Guru lagi.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.
Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP!!!
Hidup?
Bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul?. Tapi merupakan suatu anugrah untuk dinikmati
(Soulfoul - Mulyandi, Soeng)

CUKUP


CUKUP DENGAN PERKATAN YANG BAIK
Agar QT di sukai hati orang lain, hendaknya Qt membatasi diri dg perkataan yg baik-baik sj. Banyak bicara dpt menghilangkan kewibawaan dan kesahajaan, memunculkan banyak kesalahan, dan memperoanjang wkt perhitungan.....
Yaaah, klw Qt banyak bicara, membuat orang lain jemu dg Qt + menghindari Qt. Sebab, mayoritas g’ suka org yg banyak bicara..
Sebagaimana  Allah SWT. berfirman dlm surah An-nisa’ ayat 114, yg artinya:
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali  bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf,  atau mengadakan perdamaian diantara manusia. dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhoan Allah, maka kelak kami memeberi kepadanya pahala yng besar.
Rasulullah SAW. jg telah menghimbau hal itu, di dlm kitab Shahih Bukhari-Muslim, dr riwayat Abu Hurairah r.a. ia berkata, bhw Rasulullah SAW. bersabda: “Barang siapa yang beriman pada Allah da Hari Kemudian, maka hendaknya ia berkata yang baik, atau jika (tidak) hendaknya ia diam.”
               Maka, hendaknya Qt mengurangi pembicaraan, selama pembicaraan pilihlah kata-kata yg bermanfaat, dan tinggalkan ungkapan padat & mendetail.

JIMAT=MU'JIZAT???


ANTARA JIMAT DAN MU’JIZAT
TONGKAT NABI MUSA ‘ALAIHISALAM
           
“Sebuah tongkat biasa, ketika dibawa oleh seorang yang memiliki keyakinan tinggi, bisa mendatangkan efek yang luar biasa, seperti tongkat Nabi MUSA as”.Demikian pernyataan seorang khatib jum’at di sebuah masjid. Lalu ia menganalogikan dengan barang-barang lain, ketika dipegang oleh seseorang yang memiliki iaman yang kuat tak mustahil memuncukan kekuatan supranatural yang tidak bisa dinalar.

Karena analogi ini membenarkan jimat-jimat kesaktian dengan dalih dipegang oleh orang yang memiliki akidah yang kuat. Keris itu bisa sakti asal dipegang oleh orang yang kuat imannya, bbatu akik akan berefek dahsyat di jari orang yang punya mantap keyakinan. Begitupun dengan kalung, rajah dan yang lain. Jelas ini sangat berbahaya.
“TONGKAT MUSA BUKAN JIMAT”. Nabi musa menggunakan tongkat untuk membelah laut, maupun melemparkannya hingga mengalahkan sihir tukang sihirnya Fir’aun, jelas ada perintah dari Allah SWT. sebagaimana firman-Nya:
“lalu Kami wahyukan kepada Musa, “pukullah laut itu dengan tongkatmu!”, maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan sperti gunung yang besar.” (Q.S. Asy-Syu’ara: 63).

Lantas ayat mana yang menyuruh para pemuja jimat supaya menggunakan keris, batu akik, gelang dll. utnuk keperluan yang diluar nalar sehat bisa terjadi dengan memanfaatkan barang-barang itu. Tongkat Musa enimbulkan kekuatan setelah datangnya perintah dari Allah SWT, sementara para pemuja jimat mengkhayal bahwa dari barang itu bakal muncul kekuatan di luar nalar. Tak ada satu sebabpun dari dua sebab yang Allah kehendaki, baik sebab HISSIYAH maupun sebab SYAR’IYYAH. Disamping itu tidak masuk akal, juga tidak ada dasar maupun dalilnya, bahwa barang ini memiliki kahsiat di luar batas kewajaran.

Nabi SAW tidak mengecualikan sebagaimana yang diinginkan oleh pemuja jimat dengan kata-kata “kecuali bagi yang kuat imannya”. tak ada sama sekali pengecualian itu. justru oerang yang memakai jimat berarti telah terjangkit cacat berat pada keimanan dan keyakinannya.Kesimpulanya,,, Memakai jimat itu hukumnya Haram, karna secara tidak langsung melakukan perbuatan Syirik

SIKAP YANG MENENTUKAN


SIKAP ADALAH SEGALANYA
“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” AN-NUR : 26

Asbabun nuzul:
Ayat ini menunjukkan kesucian 'Aisyah r.a. dan Shafwan dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Rasulullah adalah orang yang paling baik Maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau.

            Ayat di atas memang bukan janji Allah tetang otomatisnya orang baik akan mendapat pasangan yang baik. Ayat tersebut secara umum memberitahukan kepada kita bahwa orang2 yang baik akan mendapatkan pasangan yang baik pula, dengan berusaha mengkondisikan diri menjadi baik dan juga berikhtiar mencari pasangan yang baik.
             
            Namun, baik dalam hal inipun secara logika dapat diartikan bermacam-macam. Secara khusus Allah SWT membuat perumpamaan bagaimana seorang yang baik mendapat pasangan yang tidak baik. Hal ini dapat kita lihat pada kisah nabi NUH, nabi LUTH, dan Fir’aun. Allah SWT. menakdirkan istri  kedua Nabi tiu tidak menerima dakwah suami mereka, padahal keduanya adalah belahan jiwa yang saling melengkapi, saling menemani dan mendampingi. Keduanya enggan menerima ajakan kepada keimanan bahkan tidak menerima risalah yang dibawa suami mereka.

            Ayat tersebut bukanlah merupakan janji Allah SWT kepada manusia yang baik akan mendapatkan yang baik pula. Sebaliknya ayat tersebut merupakan peringatan agar umat islam memilih manusia yang baik untuk dijadikan pasangan hidup.

                                                                                                              NB: tafsir IBNU KATSIR
                                                                                                    dan tafsirATH-THOBARI

Senin, 24 Desember 2012

SENJATA SAKTI


SENJATA SAKTI PENGUSIR SETAN
Suatu malam, simpanan kurma milik Ubay bin Ka’ab menemukan pencurinya, sesosok hewan mirip anak kecil yang sudah baligh. Ubay memberi salam dan makhluk itu menjawab salamnya. Ubay bertaya, “Apakah kamu jin atau manusia?”. Makhluk itu menjawab, “Jin”. Ubay bertanya, “Kemarikan tanganmu”. Makhluk itupun mengulurkan tangannya. Ternyata tangannya serupa dengan kaki anjing dan bulunya juga mirip bulu anjing. Ubay bertanya, “sperti inikah jin diciptakan?”. Makhluk itu menjawab,”Bangsa jin tw kalau tidak ada bangsa jin yang kuat dariku”. Ubay bertanya,”utuk apa kamu kemari?”. Ia menjawab,”kami dengar engkau senang memberi sedekah, kamipun datang untuk mendapat makananmu”. Ubay bertanya lagi,”apa yang bisa menghindarkan kami dari kalian?”. Jin itu menjawab,”ayat yang ada dalam suroh al-baqarah yang bunnyinya, “Laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum” (Al-baqarah: 225). Sesiapa yang membacanya pada pagi hari aka dilindungi sampai sore”. Pada pagi hari Ubay menyampaikan peristiwa malam itu kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda, “makhluk buruk itu berkata jujur”.(HR. Imam Nasa’i dan Ibnu Hiban)
Kasus serupa juga dialami Abu Hurairah ketika ditugasi menjaga zakat fitrah. Setan mencuri harta tersebut dan Abu Hurairah memergokinya. Setan memohon agar dibebaskan dan Abu Hurairah pun membebaskannya. Tapi karena ternyata kembali dan hal itu terulang hingga tiga kali, Abu Hurairah mengancam akan membawa setan tersebut kepada Rasulullah SAW. Namun, setan memita untuk dibebaskan dan ia memberitahukan sebuah rahasia berupa cara agar manusia terlindung dari setan. Setan mengatakan agar membaca ayat kursi sebelum tidur dan itu akan melindungi manusia sampai pagi. Saat peritiwa ini disampaikan kepada Rasulullah SAW, Beliau besabda: “ia jujur padamu meski ia pendusta. Dia itu setan”. (HR. Imam Bukhari).
Dalam kitab FATHUL BARI disebutkan, kisah ini membawa hikmah yang sangat banyak. Kita jadi tahu bahwa setan memakan makanan manusia, dapat memperlihatkan wujudnya dalam kondisi tertentu dan tidak mampu menggoda manusia yang membaca ayat kursi. Dan ini menjadi bukti keagungan ayat kursi. Sebagaimana ditegaskan dalam hadist berikut:
Dari Ubay Bin Ka’ab berkata, Rasulullah SAW besabda: “wahai Abu Mundzir (Ubay bin Ka’ab), tahukah engkau ayat apakah di dalam kitabullah yang menurutmu paling agung?”. Aku berkata, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasulullah SAW mengulangi, wahai Abu Mundzir, tahukah engkau ayat apakah di dalam kitabullah yang menurutmu paling agung?”. Aku menjwab, “ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QOYYUM”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, semoga Allah melimpahkan ilmu padamu, Abu Mundzir”. (HR. Muslim)
NB: Rutin membecanya di pagi dan sore hari, atau sesering mungkin. InsyaALLAH kita dan keluarga akan terlindnung dari setan.

oleh: T. Anwar (Majalah AR-RISALAH)